Jumat, 28 Agustus 2015

Ragam karya Tulis, News Value serta Angle: Sebuah Pengantar

Ragam karya Tulis, News Value serta Angle:  Sebuah Pengantar*

Oleh: Untung Dwiharjo**


  1. Ragam Karya Tulis

a.)    Berita Langsung
Yaitu berita yang tersaji sebagai akibat kumpulan informasi berdasarkan peertanyaan siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), apa (what), dan bagaimana (how) dengan gaya penulisan terbalik. Dengan penulisan begini kita menempatkan bagian penting sebuah berita pada bagian awal  dan semakin ke bawah makin kurang penting. Biasa disebut dengan straigh news.
b) Berita Ringan   
Yaitu laporan, yang disamping menyajikan fakta-fakta telanjang (baca berita langsung), juga memuat kecenderungan-kecenderungan yang akan terjadi serta latar belakang sebuah peristiwa. Biasanya susunannya berupa judul, dataline, lead, body, catch all, serta elaboration. Biasa disebut depth reporting.
c) Berita Kisah
Yaitu laporan kreatif, terkadang subyektif, karena dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang satu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Sifat tulisan kisah adalah: (1) menceritakan satu kebenaran dengan teknik penulisan sastra (2) berisi opini dengan titik berat tinjauan kepada fakta (3) uraiannya meliputi latar belakang peristiwa, sebab-akibat, interpretasi dan penjelasan dari fakta (4) menyentuh perasaan, karenanya uraian laporan harus ringan, bisa menimbulkan tawa, tangis, haru dan senang. Berita kisah misalnya: berita kisah “berita”, berita kisah “perjalanan”. Berita kisah “ilmu pengetahuan”, berita kisah sejarah” dan berita kisah “cerita bermusim”.

D) Artikel

Secara definitif artikel diartikan sebagai sebuah karangan faktual (nonfiksi) tentang suatu masalah, secara lengkap, yang panjangnya tak tentu, untuk dimuat di suaratkabar , majalah, buletin, dan sebagainya, Dengan tujuan  untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik,  menawarkan pemecahan suatu masalah atau menghibur.  Berikut ini Jenis-jenis artikel:
(1)   Artikel Deskriptif
Artikel deskriptif adalah tulisan yang isinya menggambarkan secara detail ataupun garis besar tentang suatu masalah, sehingga pembaca mengetahui secara utuh suatu masalah yang dikemukan
(2)   Artikel eksplanatif 
Artikel eksplanatif  isinya menjelaskan tentang suatu masalah, sehingga si pembaca       memahami betul masalah yang dikemukakannya.



(3)   Artikel Preskiptif
Berisi ramalan atau dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa datang, berkaitan dengan masalah yang dikemukakannya.

(4)   Artikel Preskriptif
Isinya mengandung ajakan, imbauan atau perintah agar pembaca melakukan sesuatu.

Contoh:
“Strategi Pembangunan Masyarakat” (deskriptif)
”Mengapa Terjadi kerusuhan” (eksplanatif)
”Tantangan bangsa Indonesia pada Abad 21”  (Prediktif)
”Mewaspadai AIDS: Hindari Seks Bebas’ (preskriptif)
 

  1. Nilai Berita (News Value)
Untuk menentukan apakah sebuah fenomena atau kejadian itu  sebuah berita atau bukan, ada ukuran-ukuran yang harus dipenuhi. Ukuran-ukuran itu disebut nilai berita

(a)    waktu/ Timeliness
Persoalan waktu adalah ukuran paling penting dalam sebuah berita. Unsur “kebaruan” mutlak harus ada. Bisa sedang berlangsung, kelanjutan atau akan terjadi. Nilai berita ini mutlak untuk sebuah berita yang dimuat disebuah surat kabar, tapi tidak harus untuk majalah bulanan atau mingguan.
(b)   Berpengaruh/Signfiicance
Apa yang disebut berita hendaknya memiliki unsur keterpengaruhan pada masyarakat. Setidaknya berpengaruh pada kehidupan pembaca media setempat (segmen media). Hal ini penting karena taruhannya adalah berita itu dibaca atau tidak oleh pembaca.
(c)    Peristiwa Besar/Magnitude
Yang dimaksud disini adalah peristiwa besar adalah ukuran kuantitatif. Biasanya, peristiwa besar itu menarik perhatian masyarakat. Misalnya berita Al Quran Ukuran Raksasa, Kecelakaan Kapal laut yang menewaskan ratusan atau ribuan orang. Demo massal mengecam tindakan Israel di Palestina, dll.
(d)   Tidak Biasa/ Unusual
Tentang keanehan atau fenomena yang tidak lazim dan terjadi di tengah-tengah masyarakat selalu di tengah-tengah masyarakat selalu menarik menjadi berita. Misalnya berita seorang ibu melahirkan 5 anak kembar sekaligus, berita kambing berkaki tiga dll.
(e)    Konflik/ Conflik
-Perkelahian perang, kemarahan dalam bidang apapaun, politik, olahraga yang berhubungan masyarakat, menarik untuk dibuat berita. Ada ungkapan bad news is good news.
(f) Kedekatan/ Proximity
 Kejadian yang dekat dengan audiens kita, jelas akan menarik perhatian audiens. Kedekatan yang dimaksud disini tidak hanya kedekatan secara geografis, bisa juga kedekatan emosional. Misalnya maraknya demonstrasi memprotes kartun Muhammad SAW yang terjadi di seluruh dunia juga menarik untuk dinikmati masyarakat muslim indonesia
(G) Keterkenalan / Prominence
Ada pepatah yang mengatakan nama menciptakan berita. Maksudnya bila ada fenomena menyangkut orang terkenal, tempat terkenal dll, hampir pasti masyarakat akan tertarik untuk mengikutinya. Bukankah hampir semua orang tahu ketika mantan presiden Irak Saddam Husein tertangkap pasukan AS di lubang persembunyiannya? Atau ketika paus Yohanes Paulus II meninggal dunia?
(H) sisi kemanusiaan / human interest
Human Interest adalah kejadian yang mampu menyentuh sisi kemanusian pembaca. Ketika gelombang Tsunami melanda Aceh, maka kisah orang yang berhasil menyelamatkan diri menarik untuk diikuti.

(Catatan: News Value ada yang menyingkatnya dengan CHOPPT, ”Consequences, Human Interest, Prominence, Proximity, Timelines,” hurup O tidak dihitung)

  1. Memilih Segi (Angle) yang Tepat

Angle adalah menentukan dari segi atau sudut mana paling efektif  untuk melakukan penulisan. Gunanya Angle adalah untuk menarik pembaca untuk mengikuti cerita serta membuat jalan supaya alur cerita lancar. Angle biasanya menjadi hambatan terbesar bagi wartawan. Berikut ini ”resep” yang sering digunakan para wartawan guna mendapatkan angle yang tepat:

(a)      Pakailah Imajinasi dan kekuatan pengamatan yang terlatih, untuk melihat hal –hal menarik yang luput dari perhatian orang lain.
(b)      Perhatikan orang yang mempunyai pandangan yang berbeda atau unik untuk mengamati suatu persoalan.

Untuk mengadakan pendekatan pertama, kita berjam-jam berkeliling, baik berjalan kaki maupun naik mobil, dengan kejelian mata untuk mengamati hal-hal sekecil apa pun. Setelah beberapa jam, reporter mungkin melihat seseorang berkaki putus berjualan pensil sambil duduk di kursi rodanya di kaki lima jalanan yang ramai.  Waktu  itu dalam suasana lebaran dan orang berjualan di mana-mana.
 Wartawan itu mungkin berhenti untuk berwawancara dengan orang yang kakinya diamputasi itu. Anglenya jelas: Apakah benar banyak yang acuh tak acuh kepada orang yang malang? Entah bagimana jawabannya?
Pendekatan kedua mirip dengan pendekatan pertama. Si wartawan tinggal mencari seseorang yang bisa melihat suatu segi yang istimewa dari sebuah peristiwa yang juga dilihat ribuan orang lain.    


*Disampaikan sebagai materi Training Jurnalistik Pada KAMMI Surabaya-Kom. Unair , Ahad, 24 Juni 07

* *Pegiat Majalah Al Falah Surabaya        

Tidak ada komentar: