Ragam karya Tulis, News Value serta Angle: Sebuah
Pengantar*
Oleh: Untung Dwiharjo**
- Ragam Karya Tulis
a.)
Berita Langsung
Yaitu berita yang tersaji sebagai akibat kumpulan informasi
berdasarkan peertanyaan siapa (who), kapan (when), dimana (where),
mengapa (why), apa (what), dan bagaimana (how) dengan gaya
penulisan terbalik. Dengan penulisan begini kita menempatkan bagian penting
sebuah berita pada bagian awal dan
semakin ke bawah makin kurang penting. Biasa disebut dengan straigh news.
b) Berita Ringan
Yaitu laporan, yang disamping menyajikan fakta-fakta telanjang (baca
berita langsung), juga memuat kecenderungan-kecenderungan yang akan terjadi
serta latar belakang sebuah peristiwa. Biasanya susunannya berupa judul,
dataline, lead, body, catch all, serta elaboration. Biasa disebut depth
reporting.
c) Berita Kisah
Yaitu laporan kreatif, terkadang subyektif, karena dimaksudkan untuk
membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang satu kejadian,
keadaan atau aspek kehidupan. Sifat tulisan kisah adalah: (1) menceritakan satu
kebenaran dengan teknik penulisan sastra (2) berisi opini dengan titik berat
tinjauan kepada fakta (3) uraiannya meliputi latar belakang peristiwa,
sebab-akibat, interpretasi dan penjelasan dari fakta (4) menyentuh perasaan,
karenanya uraian laporan harus ringan, bisa menimbulkan tawa, tangis, haru dan
senang. Berita kisah misalnya: berita kisah “berita”, berita kisah
“perjalanan”. Berita kisah “ilmu pengetahuan”, berita kisah sejarah” dan berita
kisah “cerita bermusim”.
D) Artikel
Secara definitif artikel diartikan sebagai sebuah karangan faktual
(nonfiksi) tentang suatu masalah, secara lengkap, yang panjangnya tak tentu,
untuk dimuat di suaratkabar , majalah, buletin, dan sebagainya, Dengan
tujuan untuk menyampaikan gagasan dan
fakta guna meyakinkan, mendidik,
menawarkan pemecahan suatu masalah atau menghibur. Berikut ini Jenis-jenis artikel:
(1)
Artikel Deskriptif
Artikel deskriptif adalah tulisan yang isinya menggambarkan secara
detail ataupun garis besar tentang suatu masalah, sehingga pembaca mengetahui
secara utuh suatu masalah yang dikemukan
(2)
Artikel eksplanatif
Artikel eksplanatif isinya
menjelaskan tentang suatu masalah, sehingga si pembaca memahami betul masalah yang
dikemukakannya.
(3)
Artikel Preskiptif
Berisi ramalan atau dugaan apa yang kemungkinan terjadi pada masa
datang, berkaitan dengan masalah yang dikemukakannya.
(4)
Artikel Preskriptif
Isinya mengandung ajakan, imbauan atau perintah agar pembaca
melakukan sesuatu.
Contoh:
“Strategi Pembangunan Masyarakat” (deskriptif)
”Mengapa Terjadi kerusuhan” (eksplanatif)
”Tantangan bangsa Indonesia pada Abad 21” (Prediktif)
”Mewaspadai AIDS: Hindari Seks Bebas’
(preskriptif)
- Nilai Berita (News Value)
Untuk menentukan
apakah sebuah fenomena atau kejadian itu
sebuah berita atau bukan, ada ukuran-ukuran yang harus dipenuhi.
Ukuran-ukuran itu disebut nilai berita
(a)
waktu/ Timeliness
Persoalan waktu adalah ukuran paling penting dalam sebuah berita. Unsur “kebaruan” mutlak harus ada. Bisa
sedang berlangsung, kelanjutan atau akan terjadi. Nilai berita ini mutlak untuk
sebuah berita yang dimuat disebuah surat kabar, tapi tidak harus untuk majalah
bulanan atau mingguan.
(b) Berpengaruh/Signfiicance
Apa yang disebut berita hendaknya memiliki unsur
keterpengaruhan pada masyarakat. Setidaknya berpengaruh pada kehidupan pembaca
media setempat (segmen media). Hal ini penting karena taruhannya adalah berita
itu dibaca atau tidak oleh pembaca.
(c) Peristiwa Besar/Magnitude
Yang dimaksud disini adalah peristiwa besar adalah
ukuran kuantitatif. Biasanya, peristiwa besar itu menarik perhatian masyarakat.
Misalnya berita Al Quran
Ukuran Raksasa, Kecelakaan Kapal laut yang menewaskan ratusan atau ribuan
orang. Demo massal mengecam tindakan Israel di Palestina, dll.
(d) Tidak Biasa/ Unusual
Tentang keanehan atau fenomena yang tidak lazim
dan terjadi di tengah-tengah masyarakat selalu di tengah-tengah masyarakat
selalu menarik menjadi berita. Misalnya berita seorang ibu melahirkan 5 anak kembar sekaligus, berita
kambing berkaki tiga dll.
(e) Konflik/ Conflik
-Perkelahian perang, kemarahan dalam bidang
apapaun, politik, olahraga yang berhubungan masyarakat, menarik untuk dibuat
berita. Ada ungkapan bad news is good news.
(f) Kedekatan/ Proximity
Kejadian
yang dekat dengan audiens kita, jelas akan menarik perhatian audiens. Kedekatan
yang dimaksud disini tidak hanya kedekatan secara geografis, bisa juga
kedekatan emosional. Misalnya maraknya demonstrasi memprotes kartun Muhammad
SAW yang terjadi di seluruh dunia juga menarik untuk dinikmati masyarakat
muslim indonesia
(G) Keterkenalan / Prominence
Ada pepatah yang mengatakan nama menciptakan
berita. Maksudnya bila ada fenomena menyangkut orang terkenal, tempat terkenal
dll, hampir pasti masyarakat akan tertarik untuk mengikutinya. Bukankah hampir
semua orang tahu ketika mantan presiden Irak Saddam Husein tertangkap pasukan
AS di lubang persembunyiannya? Atau ketika paus Yohanes Paulus II meninggal dunia?
(H) sisi kemanusiaan / human interest
Human Interest adalah kejadian yang mampu
menyentuh sisi kemanusian pembaca. Ketika gelombang Tsunami melanda Aceh, maka
kisah orang yang berhasil menyelamatkan diri menarik untuk diikuti.
(Catatan: News Value ada yang menyingkatnya dengan
CHOPPT, ”Consequences, Human Interest, Prominence, Proximity, Timelines,” hurup
O tidak dihitung)
- Memilih
Segi (Angle) yang Tepat
Angle adalah menentukan dari
segi atau sudut mana paling efektif
untuk melakukan penulisan. Gunanya Angle adalah untuk menarik pembaca
untuk mengikuti cerita serta membuat jalan supaya alur cerita lancar. Angle
biasanya menjadi hambatan terbesar bagi wartawan. Berikut ini ”resep” yang
sering digunakan para wartawan guna mendapatkan angle yang tepat:
(a) Pakailah Imajinasi dan kekuatan pengamatan
yang terlatih, untuk melihat hal –hal menarik yang luput dari perhatian orang
lain.
(b) Perhatikan orang yang mempunyai pandangan
yang berbeda atau unik untuk mengamati suatu persoalan.
Untuk mengadakan pendekatan pertama, kita
berjam-jam berkeliling, baik berjalan kaki maupun naik mobil, dengan kejelian
mata untuk mengamati hal-hal sekecil apa pun. Setelah beberapa jam, reporter
mungkin melihat seseorang berkaki putus berjualan pensil sambil duduk di kursi
rodanya di kaki lima jalanan yang ramai.
Waktu itu dalam suasana lebaran dan orang berjualan
di mana-mana.
Wartawan
itu mungkin berhenti untuk berwawancara dengan orang yang kakinya diamputasi
itu. Anglenya jelas: Apakah benar banyak yang acuh tak acuh kepada orang yang
malang? Entah bagimana jawabannya?
Pendekatan kedua mirip dengan pendekatan pertama.
Si wartawan tinggal mencari seseorang yang bisa melihat suatu segi yang
istimewa dari sebuah peristiwa yang juga dilihat ribuan orang lain.
*Disampaikan
sebagai materi Training Jurnalistik Pada KAMMI Surabaya-Kom. Unair , Ahad, 24
Juni 07
* *Pegiat Majalah Al Falah
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar