Perkembangan Humas
Oleh: Untung Dwiharjo
Bab I
Pendahuluan
- Latar Belakang
Perkembangan hubungan masyarakat (humas) pada masa kini
dirasakan semakin pesat dan banyak
dibutuhkan oleh berbagai lembaga di dunia. Tapi
sejak kapan humas ada hingga kinipun menjadi perdebatan. Diantara para
ahli humas ternyata tidak ada kesamaan pendapat menganai sejak kapan awal mula
dimulainya kegiatan yang sekarang dikenal sebagai hubungan masyarakat atau
humas atau public relations yang disingkat PR.
Ada yang mengatakan bahwa humas sudah dimulai sejak
Zaman Romawi dengan menunjuk pada pencanangan slogan opini publik yang berbunyi
vox populi, vox dei, yang berarti ”suara rakyat suara Tuhan”. Ahli lain menyatakan bahwa humas
dipraktekan sejak 1800 sebelum masehi ketika Mesopotamia, yang kini dikenal
sebagai negara Irak, disebarkan selebaran kepada para petani, yang isinya
menjelaskan bagaimana caranya menuai tanaman dengan baik.
Istilah humas (public relations) sendiri menurut Roland E. Wolseley dan Laurence R Campbel dalam bukunya, Exploring
Journalisme, untuk pertama kali digunakan oleh Thomas Jefferson, presiden
ketiga Amerika Serikat pada tahun 1807, tetapi tidak dalam pengertian secara
konsepsional masa kini (Effendy, 2002: 1).
Meskipun terdapat perbedaan
mengenai sejak kapan dimulainya praktik kehumasan, namun yang sama pendapatnya
ialah bahwa humas merupakan bagian integral dari pemerintahan, dan
gejala-gejalanya yang kemudian menjadi unsur-unsur penting bagi konsep humas
diakui sudah ada sejak manusia ada. Gejala-gejala tersebut adalah hubungan antara
seseorang dengan orang lain, hasrat seseorang untuk memberitahukan sesuatu
kepada orang lain, anjuran seorang pemimpin kepada pengikutnya, ajakan seorang
penguasa kepada rakyatnya dan sebagainya ((Effendy, 2002: 2). Sekarang hampir
semua lembaga yang ada dimasyarakat mulai dari
tingkat bawah sampai atas baik itu negeri maupun swasta menggunakan jasa
humas demi mengembangkan lembaganya. Tidak terkecuali dalam pendidikan. Lalu
bagaimana perkembangan humas dalam pendidikan?
BaB II
Pembahasan
- Perkembangan Humas Di Dunia
Dalam sejarahnya istilah Public
Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang
dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi
kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public
Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan
dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat,
membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi
masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika
berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif
mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara
pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis,
totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan
supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode
persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama
merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai
dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan
rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan
terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam
revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada
dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi
mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya. Perkembangan humas di dunia secara kronologis
dapat ditabelkan sebagai berikut:
Tabel Kronologis Perkembangan PR (humas)
di Dunia
Abad
ke-19
|
:
|
PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang
mandiri didasarkan pada perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi
|
1865-1900
|
:
|
Publik masih dianggap bodoh
|
1900-1918
|
:
|
Publik diberi
informasi dan dilayani
|
1918-1945
|
:
|
Publik diberi
pendidikan dan dihargai
|
1925
|
:
|
Di New York, PR
sebagai pendidikan tinggi resmi
|
1928
|
:
|
Di Belanda
memasuki pendidikan tinggi dan minimal di
fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu |
1945-1968
|
:
|
Publik mulai
terbuka dan banyak mengetahui
|
1968
|
:
|
Di Belanda
mengalami perkembangan pesat. Ke arah
ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis |
1968-1979
|
:
|
Publik
dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja
|
1979-1990
|
:
|
Profesional/internasional
memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas
|
1990-sekarang
|
:
|
|
Sumber: Sri Rahayu H.,S.Sos, Kehumasan Sebuah
Profesi Penting Bagi Perusahaan,
dalam http://ayoesr.files.wordpress.com/2007/12/pr.doc
- Perkembangan
Humas dalam Pendidikan
Pendidikan menurut Onong Uchjana effendy (2002:
32) juga termasuk metode komunikasi, sebab jelas unsur-unsur yang dicakup
olehnya, jelas pula proses yang dilangsungkannya.
Pendidikan dalam arti sempit adalah teknik
komunikasi, suatu cara yang dilakukan berulang-ulang untuk membuat seseorang
atau sekelompok orang memahami sesuatu lebih mendalam sehingga meningkat
kecerdasannya.
Pendidikan dalam arti luas adalah metode
komunikasi, suatu teknik komunikasi yang dilembagakan dan dikonseptualisasi
secara metodologis dan sistematis untuk membuat sejumlah orang menjadi cerdas
dan meningkat intelektualitasnya.
Pendidikan dalam arti luas diselenggarakan secara
formal dan berjenjang oleh lembaga yang dinamakan sekolah, akademi, universitas
dan lain sebagainya. Pendidikan sebagai teknik komunikasi kadang-kadang
dilakukan oleh para pehumas untuk aspek-aspek tertentu dalam bidang
kehumasan. Uraian berikut mencoba
meneropong perkembangan humas dalam pendidikan
di negera asal humas.
- Perkembangan
Humas dalam Pendidikan di AS
Tidak dipungkiri perkembangan humas secara modern berada di Amerika Serikat sebagai tempat istilah itu lahir (Abdurrachman,
2001:15). Sehingga perkembangan humas
dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari negara tersebut. Karena dengan
semakin meningkatnya perhatian terhadap humas terutama perusahaan besar, timbul
kebutuhan akan orang –orang yang memiliki pengetahuan khususnya dalam bidang
itu.
Atas dasar itulah maka timbul pemikiran untuk
mendidik para calon Publik Relation (PRO) dan memberikan pengetahuan pada
mereka tentang dasar-dasar kepemimpinan dan pelaksanaan publik relations secara
efektif sebagai suatu profesi. Untuk
mememnuhi kebutuhan itu didirikanlah fakultas-fakultas dan kejuruan humas di
berbagai universitas.
Dari
kira-kira 76 perguruan tinggi yang memberikan mata pelajaran public
relations (humas) di AS, diantaranya: Army Information School, Carlisle,
Pa. Boston University, Colombia University, Cornell University, Harvad
University, University Of Illionis, Stanford University, University Of
Wisconsin, Indiana University, State University of Iowa, New York University,
Northwestern University, Princeton University, University of Soutthern
California, Siracuse States Military Academy
(Abdurhaman, 2001:23).
Bahkan dalam perkembangannya sekarang hampir 200
colleges (fakultas) dan Universitas menwarkan pendidikan PR atau program
sarjana PR. Lebih banyak lagi yang memberikan kursus-kursus. Mayoritas program
studi pada fakultas jurnalistik, peminat PR yang mendaftar menduduki rangking
pertama atau kedua. Lembaga-lembaga
pendidikan, kini mengakui perlu mendidik PR secara intensif (Soemirat &
Ardianto, 2002:5).
Kurikulum yang disusun untuk para mahasiswa humas
itu diantaranya meliputi ilmu pengetahuan tentang: Sosiologi, Psykologi, human
and labor relations, radio, TV dan film productions, manajemen,
advertising, reporting, public opinion, politik ekonomi, reseach method,
propaganda dan publisitas. Berkat pendidikan yang diselenggarakan di perguruan
tinggi itu, lahirlah publik relations spesialis dalam bidang internasional
relations, pemerintahan, pendidikan, perbankan, perindustrian ringan dan berat,
perdagangan dan sebagainya (Abdurrahman, 2001:24).
Ternyata dalam perkembangan humas di AS mengalami
banyak kemajuan pesat. Dalam suatu studi terhadap pejabat di eksekutif di dari 200 organisasi di AS, Kanada, dan
Inggris Raya, the value of Copmunication (nilai komunikasi) merupakan
suatu hal penting dan profesi praktisi PR dihargai sangat tinggi. Di Amerika
sendiri, PR adalah bisnis multi jutaan dollar dengan melibatkan 159 ribu
profesional PR, berdasarkan catatan biro statistik Amerika Serikat (Soemirat & Ardianto, 2002:4).
- Perkembangan
Humas dalam Pendidikan di Indonesia
Perkembangan humas dalam pendidikan di Indonesia mulai berkembang
dengan dibukanya pendidikan atau jurusan yang mengajarkan tentang humas. Di Universitas negeri seperti UI, UGM, UNAIR
serta UNPAD berdisi jurusan Komunikasi
dan Kehumasan pada awal tahun 80-an. Kemudian diikuti oleh perguruan tinggi
swasta di Indonesia. Perkembangan humas
semakin cepat dengan perubahan zaman dari Orde Baru menuju Reformasi dan
perkembangan zaman yang memasuki era globalisasi dengan kemjuan teknologi
informasi.
Menurut Sri Rahayu H.,S.Sos, dalam makalahnya yang
berjudul Kehumasan Sebuah Profesi Penting Bagi Perusahaan, mengatakan
bahwa perkembangan ilmu dan profesi PR di Indonesia kini
semakin pesat. Ini ditandai dengan banyaknya lembaga pendidikan PR dan sejumlah
organisasi PR seperti Perhumas (Asosiasi PR di Indonesia), APPRI (Asosiasi
Perusahaan PR di Indonesia), Bakohumas, Forum Humas BUMN, Forum Humas
Perban-kan dan sebagainya. Bahkan untuk menambah atau memperluas wawasan bagi
para PR ada lembaga pelatihan manajemen seperti IPPM, LM-UI, IMPM, dan
sebagainya (Kasali, 1994: 35).
Bahkan di Indonesia sudah berdiri perusahaan
PR yang terkemuka: Diantaranya PT. Inti
Pratama Manggara, PT. Madah Papanpara Rancang, PT. Ventura Perdana Utama, PT.
Fortune Pramana Rancang, Eksekutif PR, PT. Citra Relata Mulia, inke Maris & Asosiates, PT. DES Art, Ida sudoyo
& Associates, GMT PR, serta Dikara Komunika (Kasali, 1994).
Bab III
Simpulan
Sebagaimana di jelaskan pada
paparan di atas terlihat bahwa perkembangan humas dalam pendidikan sekarang ini
mengalami kemajuan yang pesat. Dimana sekarang banyak berdiri universitas dan
organisasi yang menyelenggarakan program kehumasan sehingga secara langsung
ikut mendorong perkembangan humas secara lebih cepat.
Bahkan sekarang ini banyak
lembaga-lembaga yang menggunakan jasa humas untuk menunjang laju perkembangan
organisasi. Dimana hal ini turut serta berperan dalam perkembangan humas dalam
pendidikan.
Apalagi dengan kemajuan
teknologi yang demikian dasyat ini maka bisa menjadi daya dorong bagi
perkembangan humas dalam pendidikan bisa lebih berkembang lagi secara berlipat-lipat pada masa yang akan
datang.
***
Daftar Pustaka
1.
Onong
Uchjana Effendi. Hubungan Masyarakat. Suatu Studi Komunikologis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2002.
2.
Oemi
Abdurrahman. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
2001.
3.
Soleh
Soemirat & Elvinardo Ardianto. Dasar-Dasar Public Relations. PT. . Remaja Rosdakarya. 2002.
4.
Rhenald
Kasali, Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti. 1994
5. Sri Rahayu H.,S.Sos, Kehumasan
Sebuah Profesi Penting Bagi Perusahaan,
dalam http://ayoesr.files.wordpress.com/2007/12/pr.doc