Rabu, 26 Agustus 2015

Menguak Potensi Zakat di Jawa Timur

Home » » Menguak Potensi Zakat di Jawa Timur
Menguak Potensi Zakat di Jawa Timur*

Artikel oleh: admin pada December 5, 2011 pukul 13:09 WIB. 2 Komentar
Oleh: Untung Dwiharjo

Jawa Timur ternyata menyimpan banyak potensi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, penduduk Jatim saat ini mencapai 37,5 juta jiwa, berada di posisi kedua dari 33 provinsi di Indonesia. Melihat data itu tentunya menyimpan potensi dana zakat yang potensial. Apalagi provinsi yang terdiri dari 38 kabupaten/kota itu terkenal sebagai lumbung wilayah santri, dimana wilayah ini menjadi basis warga Nahdhatul Ulama (NU).

Berdasarkan penelitian Bagong Suyanto dkk  tentang Model Pengentasan Kemiskinan: Melalui Peran Serta Masyarakat Mampu di Pronvinsi Jawa Timur (Karnaji & Sudarso, ed. 2005: 69), dengan mengambil sampel 200 masyarakat mampu di tiga kota di Jatim (Tuban, Nganjuk, serta Jember) menemukan bahwa bentuk amal yang biasa dilakukan oleh masyarakat mampu adalah selalu membayar zakat (81 %), infaq (42 %), serta sedekah (28 %). Sedangkan waktu mendonasikan dana kepada masyarakat miskin adalah selalu pada bulan Ramadhan (60 %), Idul qurban (18,5 %), serta hari raya keagamaan lainnya (37,5 %).

Penelitian tersebut seolah mengonfirmasi besarnya potensi zakat, infaq dan Shadaqoh (ZIS) di Jawa Timur. Sebagai ilustrasi, zakat fitrah yang rutin dilakukan umat Islam di Jawa Timur dalam sekali Ramadhan saja terkumpul dana Rp 257,63 miliar. Kalkulasi ini didapat dari jumlah total penduduk Jawa Timur  (37, 65 juta jiwa) dikurangi penduduk miskin  (7,13 juta) sehingga jumlah orang mampu adalah 30,53 juta jiwa.

Jika umat muslim di Jatim sebanyak 90 persen populasi, orang yang tidak dikategorikan miskin berjumlah 27, 48 juta jiwa. Dengan asumsi, anak belum baligh sekitar 25 % (sekitar 6,87 juta), orang mukallaf zakat (wajib berzakat) adalah 20,61 juta. Jika setiap orang dikenakan zakat 2,5 liter beras dengan harga Rp. 5.000 per liter, berarti dana yang terkumpul dalam sekali momentum zakat fitrah adalah  20,61 juta jiwa x Rp 12.500 atau sebesar Rp 257,63 miliar. Ini baru potensi zakat fitrah saja. Potensi itu belum termasuk dengan zakat maal maupun dana-ibadah sosial lainnya yang tentunya semakin berlipat ganda (Kholid dalam Kompas 21/9/07).

Sedangkan berdasarkan pengumpulan dana ZIS oleh badan amil zakat (BAZ) Jatim serta LAZ yang berada di Jatim bisa diilustrasikan sebagai mana terlihat dalam tabel berikut:
Nama Lembaga Amil Zakat di Jatim
Perolehan dana ZIS
BAZ Jatim
Dana zakat Rp 3,5 miliar tahun 2010 (sumber: www.surabayakita.com). Bandingkan dengan perolehan pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing Rp 2,7 miliar dan Rp 2,5 miliar (sumber: majalah INFOZ edisi No. 3 TH V OKT-NOV 2009)
LMI
Data perolehan ZIS 2008, Rp 5,6 miliar lebih, dalam INFOZ edisi No. 3 TH V OKT-NOV 2009)
Rumah zakat
Regional Jawa Timur menghimpun Rp 1,1 miliar sampai September 2011. (Sumber: http://www.beritakota.net
Yatim Mandiri
Selama 2010 kira-kira perolehan ZIS total Rp 30 miliar (proyeksi dihitung dari laporan keuangan majalah Yatim edisi FEB 2011)
YDSF Surabaya
Pada 2007 berhasil menghimpun dana lebih dari Rp 26 miliar yang meningkat menjadi lebih dari Rp 28 miliar pada 2008 (Sumber: INFOZ edisi No. 3 TH V OKT-NOV 2009)


Diolah dari berbagai sumber
Tabel di atas belum termasuk hasil perolehan lembaga amil zakat (LAZ) seperti Nurul Hayat, Dompet Dhuafa, serta berbagai LAZ lainnya yang akhir-akhir ini tumbuh secara progresif di wilayah Jatim. Angka-angka yang dipaparkan di atas sebenarnya seperti puncak 'gunung es' dimana yang terkumpul sebenarnya jauh lebih sedikit dari potensi yang sesungguhnya. Sampai hari ini memang belum ada survei atau angka yang pasti yang bisa jadi rujukan seberapa besar sebenarnya potensi zakat di Jawa Timur.

Tapi dengan melihat jumlah orang kaya di Indonesia berdasarkan berbagai survei, ini menunjukkan adanya peningkatan dana ZIS yang berhasil dihimpun oleh BAZ maupun LAZ di Jawa Timur. Maka hampir dipastikan potensi ZIS di Jatim sangatlah besar. Sebagaimana terlihat dengan meningkatnya jumlah pendapatan orang Indonesia pada umumnya. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia US$ 3.000 atau Rp 27 juta per tahun. Tidak terkecuali masyarakat Jawa Timur secara umum pun mengalami hal yang sama. Sehingga tinggal bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq dan sodaqohnya untuk menyalurkannya kepada lembaga yang  kredibel seperti  YDSF.{}

Untung Dwiharjo, Research & Development  YDSF Surabaya

* Artikel ini telah di muat di  http://www.ydsf.org/blog/menguak-potensi-zakat-di-jawa-timur

Tidak ada komentar: